Prakata

       Gedangan, kampung halaman yang penuh dengan kenangan. Sudah sekian lama tempat itu kita tinggalkan untuk ngluru kehidupan yang lebih mapan. Atau bahasa kerennya meningkatkan taraf hidup yang lebih tinggi.

       Manusia selain sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial. Dimana manusia harus berkomunikasi dengan manusia yang lain. 

       Pada edisi perdana ini redaksi mencoba untuk menampilkan seluk beluk Gedangan dari berbagai sisi pandang. Dengan harapan bisa dijadikan sebagai wahana dan media komunikasi atau silaturahmi antar warga Gedangan baik yang merantau maupun yang masih menetap di kampung halaman.

        Oleh karena itu redaksi mengharapkan masukan, kritik dan saran dari para pembaca demi kelangsungan edisi berikutnya. Baik berita, sejarah, ucapan-ucapan selamat atau ungkapan-ungkapan yang ingin disampaikan kepada saudara-saudara yang lain.

         Akhirnya redaksi mohon doa restu dari semua pihak. Para pini sepuh, kadang wredha tomo , para ulama, tamtama dan lain-lainnya yang mau peduli terhadap Gedangan. 
Terima kasih


Kerukunan Keluarga Gedangan

Sugeng Rawuh para tamu, Maturnuwun sampun kersa sambang wonten ing Blog punika. Mugi-mugi sedaya warga Gedangan ingkang wonten ing paran ugi ingkang wonten ing kampung halaman tansah pinaringan kasarasan, berkah lan hidayah saking ngarsanipun Gusti ingkang murbeng dumadi.

Monggo tansah sak yek saeko proyo, nyawiji manunggaling roso lan karso kangge kamulyaning gesang  wonten ing madyaning bebrayan agung.

Salam taklim

Yoen

Sabtu, 14 Februari 2009

SDN Sokoliman II

Sekolahanku Neng ndi ?!

SD Sokoliman II

Kini sudah menjadi semak belukar. Berbeda pada dekade 70-an, Satu-satunya sekolah yang berada di Gedangan adalah SDN Sokoliman II. Megah, Gagah dan Indah. Keberadaannya sekarang sungguh sudah sangat memprihatinkan. Tempat yang dahulu menjadi ladang untuk menimba ilmu itu kini tinggal kenangan.

 Padahal murid-murid yang dahulu sekolah di sana, sudah banyak yang menjadi orang. Pengusaha, Pegawai Negeri, Wiraswasta, Polisi, Guru, Dosen dll. Masih adakah sisa-sisa ingatan untuk sekedar mengenang masa itu.

 Memang benar masa lalu biarlah berlalu, tetapi ada kalanya masa lalu bisa menjadi guru. Masa lalu pun bisa menjadi pijakan untuk masa depan. Masa lalu yang suram jadikan dorongan untuk tidak terulangnya kesuraman. 

Dan yang jelas dan pasti, sebagian dari kita menjadi bagian dari SDN Sokoliman II. Pertanyaannya ? Apa yang telah kita lakukan untuk tempat sejarah kita. Tempat asal muasalnya kita mengenal Nini loro moto, atau Ini ibu Budi. Dan hitungan angka-angka untuk menghitung Rupiah jerih payah kita? ( Ddk )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar